12 Desember 2014

TUGAS AKHIR BAHASA INDONESIA TENTANG CERPEN, PANTUN, DAN CERITA ULANG (penegertian cerpen, pantun, dan cerita ulang beserta ciri-ciri, cara menulis dan contohnya)

ANALISA TERHADAP CERITA PENDEK, PANTUN DAN CERITA ULANG
Makalah
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu syarat ketuntasan nilai kelas XI semester ganjil SMAN 98 Jakarta
Oleh:
Farida Ningrum
10722/18


XI. MATEMATIKA ILMU ALAM-3
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 98 JAKARTA

2014-2015



KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia dan Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Sebagaimana yang ditugaskan kepada kelas XI. MIA-3 SMAN 98 Jakarta, bahwa siswa diharuskan menyusun dan memaparkan makalah sebagai salah satu persyaratan ketuntasan nilai semester ganjil.  Untuk itu penulis melakukan pengumpulan data dari tanggal 11 november 2014 – 22 november 2014 melalui berbagai sumber, kemudian menyusun laporan hasil pengamatan tersebut dalam bentuk makalah ini di bawah bimbingan Bpk. Welly Pranata, S.pd dan Ibu Latifah Hanum.
Dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam mendorong dan membantu penulis dalam pelaksanaan pengamatan dan penyusunan pelaporan makalah.
Untuk semua bimbingan dan petunjuk yang telah diberikan, penulis mengucapkan banyak terima kasih.  Semoga kebaikan Bapak/Ibu mendapat balasan yang berlipat ganda dari Tuhan Yang Maha Esa. Amin.
Akhir kata penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya, khususnya siswa SMAN 98 Jakarta

Jakarta, November  2014

Farida Ningrum
Penulis




DAFTAR ISI
Kata Pengantar ...................................................................................................... i
Daftar Isi ............................................................................................................... ii
Bab 1 Pendahuluan
1.1  Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2  Tujuan dan Manfaat Penulisan ............................................................ 2
1.3  Identifikasi Masalah ............................................................................ 3
Bab 2 Pembahasan
2.1  Cerpen (cerita pendek) ........................................................................ 4
2.2  Pantun .................................................................................................. 6
2.3  Cerita Ulang ......................................................................................... 8
Bab 3 Penutup
3.1  Kesimpulan
3.2  Saran
Daftar pustaka ....................................................................................................... iii
Lampiran ............................................................................................................... iv



BAB I
PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang Masalah
Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Dalam sastra indonesia terdapat banyak jenis karya sastra, seperti cerita pendek, pantun, dan cerita ulang.

Cerita pendek atau yang lebih dikenal dengan cerpen merupakan salah satu jenis prosa yang usianya lebih muda dibandingkan dengan puisi dan novel. Tonggak penting penulisan cerpen di Indonesia dimulai Muhamad Kasim dan Suman Hasibuan pada awal 1910-an. Lalu karya sastra selanjutnya adalah pantun. Pantun atau puisi lama juga termasuk dalam prosa. Pantun merupakan sastra lisan yang dibukukan pertama kali oleh seorang sastrawan bernama Haji Ibrahim Datuk Kaya Muda Riau. Pantun sudah dikenal masyarakat Indonesia sejak dahulu. Misalnya, paparikan dalam masyarakat sunda; pantun ludruk, dan gandrung dalam masyarakat jawa; serta ende-ende dalam masyarakat Mandailing. Sedangkan teks cerita ulang berbeda dengan pantun karena mendeskripsikan peristiwa yang telah terjadi dan teks tersebut menggambarkan pertanyaan apa, kapan, dimana, mengapa, bagaimana dan siapa dalam suatu peristiwa, selain itu cerita ulang disampaikan baik secara lisan maupun tulis.

Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa kedudukan cerpen, pantun serta cerita ulang di era modern ini sudah mulai sedikit peminatnya dikarenakan kurangnya minat membaca, dan tidak mengetahui seluk beluk dari teks tersebut. Masalah ini yang membuat para remaja zaman sekarang menganggap cerpen, pantun serta cerita ulang membosankan dan tidak menarik. Hal inilah yang menjadi dasar bagi penulis untuk mengambil judul “Analisa Terhadap Cerita Pendek, Pantun dan Cerita Ulang ”.

1.2 Tujuan dan Manfaat Penulisan
Adapun penelitian yang diwujudkan dalam tugas akhir ini mempunyai tujuan dan manfaat sebagai berikut :
1.2.1         Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui arti dari cerpen, pantun dan cerita ulang
2.      Untuk mngetahui ciri-ciri dan jenis dari cerpen, pantun dan cerita ulang
3.      Untuk mengetahui bagaimanakah struktur teks dan cara pembuatan cerpen, pantun dan cerita ulang.

1.2.2         Manfaat Penulisan
Penulis berharap agar penulisan tugas akhir ini dapat memberikan kontribusi kepada berbagai pihak antara lain :

1.      Bagi Penulis
Laporan tugas akhir ini merupakan ringkasan pembelajaran dari mata pelajaran Bahasa Indonesia mengenai Cerpen, Pantun dan cerita Ulang yang telah dipelajari di kelas XI semester ganjil .

2.      Bagi Dunia Pendidikan
Laporan ini digunakan sebagai tambahan informasi dan sumber bagi hak yang berkompeten terhadap masalah yang dibahas, sekaligus sebagai bahan perbandingan dan laporan sejenis yang pernah dibuat dan diharapkan dapat memberikan kontribusi sebagai sumber ilmiah.
1.3 Identifikasi Masalah
Berdasarkan judul tersebut diatas, maka penulis mengidentifikasikan masalah pada :
1.      Apakah yang dimaksud dengan cerpen, pantun dan cerita ulang?
2.      Bagaimanakah Ciri-ciri dan Jenis dari Cerpen, Pantun dan Cerita Ulang?
3.      Bagaimanakah struktur teks dalam cerpen, pantun dan cerita ulang?
4.      Bagaimanakah langkah-langkah dalam pembuatan cerpen, pantun dan cerita ulang?



BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Cerpen, Pantun dan Cerita Ulang
2.1.1. Cerpen ( Cerita Pendek )
Teks Cerita Pendek atau disingkat cerpen adalah bentuk karya fiksi berupa kisah tentang manusia dan seluk beluknya lewat tulisan pendek. Cerpen merupakan sebuah cerita yang selesai dibaca dalam sekali duduk berkisar antara setengah sampai dua jam. Berbeda dengan tokoh novel, tokoh dalam cerpen tidak mengalami perubahan nasib. Teks cerpen mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a.       panjang karangan lebih kurang sepuluh halaman
b.      tidak memerlukan banyak waktu untuk membacanya dan akan habis dibaca sekali duduk.
c.       Hanya memfokuskan satu tokoh yang mengalami konflik sampai pada penyelesaiannya.
d.      Masalah yang dihadapi tokoh relatif sederhana dan tidak berbelit-belit
e.       Beralur tunggal dan lurus
f.       Perwatakan tokoh yang dilukiskan sangat sederhana, singkat dan tidak mendalam.
Teks cerpen terbentuk dari enam struktur yaitu :
a.         Abstrak, disebut ringkasan atau inti cerita yang akan dikembangkan pengarang menjadi rangkaian peristiwa yang dialami tokoh.
b.         Orientasi, merupakan bagian pendahuluan dalam sebuah cerita baik pengenalan sifat tokoh, latar cerita, maupun alur cerita.
c.         Komplikasi atau konflik, dapat terdiri lebih dari satu. Berbagai konflik tersebut akhirnya mengarah pada klimaks.
d.        Evaluasi, pada struktur ini, konflik yang terjadi diarahkan pada pemecahan sehingga mulai tampak penyelesaiannya
e.         Resolusi, pengarang akan mengungkapan solusi dari berbagai konflik yang dialami tokoh.
f.          Koda merupakan bagian akhir dalam sebuah cerita
Hal-hal yang diperhatikan dalam membuat cerpen, yaitu:
1.      Unsur intrinsik merupakan unsur yang ada dalam karya sastra. Unsur intrinsik terdiri dari:
a.       Tema ialah unsur dalam karya sastra yang menjadi pokok masalah/pokok pikiran pengarang dalam mengembangkan cerita
b.      Latar atau setting adalah tempat, waktu, dan suasana terjadinya peristiwa dalam cerita.
c.       Penokohan meliputi tokoh dan sifat atau karakter tokoh. Ada dua metode yang digunakan pengarang cerpen untuk menampilkan sifat tokoh yaitu:
*      Metode analitik dimana pengarang secara langsung memaparkan sifat tokoh dengan jalan menyebutkan sifat-sifatnya
*      Metode daramatik dimana pengarang secara tidak langsung menampilkan sifat tokoh dalam cerita. Akan tetapi, pengarang dapat menampilkan melalui penggambaran fisik, mimik dan sikap tubuh, ucapan dan fikiran tokoh, perbuatan, dan dialog
d.      Sudut pandang atau point of view adalah cara pengarang menampilkan para pelaku dalam cerita yang dipaparkan
e.       Alur atau plot merupakan rangkaian peristiwa yang membentuk sebuah cerita. Jenis-jenis alur dalam cerpen yaitu:
*      Alur maju atau progresif adalah alur yang menceritakan peristiwa-peristiwa dalam cerita secara kronologis. Cerita diawali dengan tahap pengantar dan diakhiri tahap penyelesaian.
*      Alur sorot balik atau regresif adalah alur yang menceritakan peristiwa-peristiwa dalam cerita secara terbalik dimana dimulai dari tahap penampilan masalah, puncak ketegangan, atau penyelesaian.
*      Alur gabungan merupakan perpaduan dari alur maju dan sorot balik dimana tahapan alur cerita terdiri dari tahap pengenalan (introduction), penampilan masalah (complication), puncak ketegangan masalah (climax), dan penyelesaian (conclution).
f.       Amanat
g.      Gaya bahasa
2.      Unsur ekstrinsik meliputi bahasa, latar belakang kehidupan pengarang dan nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra.
Jenis-jenis cerpen berdasarkan tema dan isi terdiri dari:
1.      Cerpen anak
2.      Cerpen remaja
3.      Cerpen keluarga
2.1.2. Pantun
Pantun adalah jenis puisi lama milik budaya asli Indonesia. Kata pantun berasal dari akar kata "tun" dalam bahasa Kawi (Jawa Kuno), berarti tuntun-atuntun, dalam bahasa Indonesia berarti mengatur. Jadi, dapat disimpulkan bahwa arti kata pantun adalah sama dengan aturan atau susunan. Pengertian pantun menurut seorang pengkaji Budaya Melayu bernama R.O. Winsted, pantun bukanlah sekedar kata-kata yang mempunyai rima dan irama, tetapi merupakan rangkaian kata yang indah untuk menggambarkan kehangatan kasih sayang, bersenda gurau, memberi nasihat dan menyindir. Teks pantun memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1.      Tiap bait (kumpulan larik dalam pantun) terdiri atas empat larik (baris atau deret).
2.      Tiap larik terdiri atas empat sampai enam kata
3.      Tiap larik terdiri atas delapan sampai dua belas suku kata
4.      Larik pertama dan kedua merupakan sampiran
5.      Larik ketiga dan keempat merupakan isi
6.      Rima akhir larik bersajak a-b-a-b
7.      Bunyi akhir larik pertama dan ketiga harus sama. Bunyi akhir larik kedua dan keempat juga harus sama. Tetapi bunyi akhir larik pertama dan ketiga tidak sama dengan larik kedua dan keempat
8.      Isi pantun mengungkapkan perasaan
Teks pantun terbentuk dari dua struktur yaitu:
a.       Sampiran, merupakan pengantar agar pembaca mau membaca larik ketiga dan keempat pantun
b.      Isi, merupakan maksud atau tujuan pantun. Isi pantun biasanya berupa pikiran, perasaan, nasihat,
Dalam membuat pantun terdapat dua cara yang perlu diperhatikan, yaitu:
1.      Membuat pantun sendiri
a.       Menentukan dahulu topik atau tema pantun
b.      Memilih jenis pantun yang akan dibuat
c.       Menulis dahulu isi pantun, yaitu larik ketiga dan keempat
d.      Membuat kalimat larik sampiran
e.       Menggabungkan isi dan sampiran pantun yang sudah dibuat

2.      Mengubah lirik puisi atau lirik lagu menjadi pantun
a.       Menentukan lirik puisi atau lirik lagu yang akan diubah
b.      Mengambil dua larik puisi atau lirik lagu yang disukai sebagai isi pantun
c.       Membuat sampiran
d.      Menggabungkan sampiran yang dibuat dengan larik puisi atau lirik lagu yang telah dipilih

Berdasarkan maksud, isi, atau temanya pantun dibagi menjadi lima kelompok yaitu:
1.      Pantun anak-anak
2.      Pantun remaja atau dewasa
3.      Pantun orang tua
4.      Pantun jenaka
5.      Pantun teka-teki

2.1.3. Cerita Ulang
Teks cerita ulang (recount text) adalah teks yang mendeskripsikan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi secara berurutan. Teks tersebut menggambarkan pertanyaan apa, kapan, dimana, mengapa, bagaimana, dan siapa dalam suatu peristiwa.teks cerita ulang ditulis baik sebagai sarana informasi maupun hiburan. Selain itu, cerita ulang berkarakteristik fokus pada tokoh atau peristiwa. Teks cerita ulang memiliki ciri-ciri kebahasaan sebagai berikut:
1.      Menggunakan keterangan waktu
Keterangan merupakan salah satu unsur kalimat. Keterangan merupakan salah satu unsur kalimat yang memberikan informasi tambahan. Jenis keterangan yang sering terdapat dalam teks cerita ulang adalah keterangan waktu seperti kemarin, minggu lalu, atau tahun lalu

2.      Menggunaka konjungsi atau kata penghubung
Konjungsi berfungsi untuk mengurutkan cerita. Dalam bahasa indonesia, konjungsi dibagi menjadi tiga yaitu:
*      konjungsi koordinatif, contohnya: dan, atau, tetapi, sedangkan, dan serta
*      konjungsi korelatif, contohnya: baik.., maupun..., tidak hanya..., tetapi juga..., bukan hanya..., melainkan juga..., dan entah...entah...
*      konjungsi subordinatif, contohnya: jika, setelah, agar, sebab, karena dan sehingga
*      konjungsi antarkalimat, contohnya: namun, sebaliknya, oleh karena itu, jadi dan sebelum itu.
*      Konjungsi antarparagraf, contohnya: adapun, akan hal, dalam pada itu, alkisah, arkian, dan syahdan.

3.      Menggunakan verba atau kata kerja
Verba merupakan jenis kata yang menyatakan perbuatan. Dalam cerita ulang, verba digunakan untuk menyatakan tindakan-tindakan yang dilakukan tokoh. Verba dibedakan menjadi empat yaitu:
*      Verba transitif merupakan verba yang membutuhkan objek
*      Verba intrasitif merupakan verba yang tidak membutuhkan objek
*      Verba aktif adalah verba yang subjeknya berperan sebagai pelaku
*      Verba pasif adalah verba yang subjeknya berperan sebagai penderita


4.      Menggunkan pronomina atau kata ganti
Pronomina adalah jenis kata yang berfungsi untuk menggantikan nomina atau frasa nomina. Pronomina dibedakan menjadi lima yaitu:
a)      Kata ganti orang, dibedakan menjadi:
*      Kata ganti orang pertama dibedakan menjadi kata ganti orang pertama tunggal dan kata ganti orang pertama jamak.
*      Kata ganti orang kedua terdiri atas kata ganti orang kedua tunggal dan kata ganti orang kedua jamak.
*      Kata ganti orang ketiga dibedakan menjadi kata ganti orang ketiga tunggal dan kata ganti orang ketiga jamak.
b)      Kata ganti pemilik adalah kata ganti yang menunjukkan kepemilikkan. Contoh, -ku, -mu, -nya. Kata ganti tersebut tidak bisa berdiri sendiri tetapi membutuhkan kata lain
c)      Kata ganti penanya sering digunakan untuk bertanya.
d)     Kata ganti penunjuk digunakan untuk menunjuk benda tertentu. Contoh, ini, itu, sana dan sini.
e)      Kata ganti tidak tentu
Teks cerita ulang terbentuk dari tiga struktur yaitu:
a.       Orientasi, merupakan bagian pendahuluan dalam sebuah cerita baik pengenalan sifat tokoh, latar cerita, maupun alur cerita.
b.      Rangkaian peristiwa, mendeskripsikan kejadian-kejadian secara berurutan atau kronologis.
c.       Orientasi ulang, berisi simpulan atau opini personal terkait peristiwa yang terjadi.
Hal-hal yang diperhatikan dalam membuat cerita ulang, yaitu:
1.      Menentukan tema
2.      Melakukan observasi atau pengamatan
3.      Menentukan unsur-unsur intrinsik
4.      Membuat sinopsis
5.      Mulai menulis
6.      Menyunting hasil tulisan
Jenis-jenis cerita ulang yaitu:
a.       Cerita ulang personal adalah cerita ulang yang melibatkan penulis atau pencerita secara personal didalamnya.
b.      Cerita ulang fakta adalah cerita ulang yang merekam suatu peristiwa berdasarkan kenyataan
c.       Cerita  ulang imajinasi adalah cerita ulang yang dicipatakan berdasarkan pengalaman imajinasi.



BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Pada bab terakhir dalam penulisan Makalah ini penulis dapat menyimpulkan bahwa dalam karya sastra indonesia terdapat cerpen (cerita pendek), pantun, dan cerita ulang.  Yang masing-masing mempunyai perbedaan seperti pada ciri-ciri, struktur teks, dan jenis-jenis teks. Teks pantun merupakan karya sastra asli bangsa indonesia sedangkan cerpen dan cerita ulang merupakan karya sastra serapan negara lain lalu berkembang di indonesia dalam kurun waktu yang berbeda.

3.2  Saran
Adapun beberapa saran yang menurut penulis dapat membantu memecahkan permasalahan-permasalahan dalam analisa terhadap cerpen (cerita pendek), pantun dan cerita ulang yaittu:
1.      Membaca dengan cermat. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui struktur, dan ciri-ciri teks tersebut.
2.      Membuat kerangka teks yang ingin dibuat sesuai dengan prosedur. Hal ini dimaksudkan untuk membuat teks yang penulis atau pembaca inginkan




DAFTAR PUSTAKA
Akbar, Andri. 2008. Latar Belakang Bahasa Indonesia. Tersedia: http://boeroet22cool.blogspot.com. Diakses pada tanggal 20 november 2014. Waktu 19:55 WIB.
Fajar. Karya Ilmiah Cerpen. Tersedia: http://messifajar.wordpress.com. Diakses pada tanggal 20 november 2014. Waktu 20:44 WIB.
Zulinarti, desi. 2012. Makalah Pantun. Tersedia: http://eci-muachpinky.blogspot.com. Diakses pada tanggal 20 november 2014. Waktu 20:46 WIB.
“Anonim”. 2013. Pengertian, jenis, ciri pantun. Tersedia: http://www.pengertianahli.com.   Diakses pada tanggal 22 november 2014. Waktu 19:25 WIB.
Shalima, Irsyadi & darmawati, uti. 2014. PR Bahasa Indonesia. Klaten: Intan Pariwara




LAMPIRAN
1.      Cerpen Remaja
Bianglala

            Ketika hati berkata iya maka tidak mungkin mulut berkata tidak. Seperti katamu padaku “Hati itu tak bisa dibohongi, jangan menyakiti perasaanmu sendiri. Katakan apa yang ingin dikatakan hatimu. Hidup adalah pilihan dan kamu sudah pasti akan semakin tua. Tapi untuk menjadi dewasa adalah pilihan. Umurmu sudah 16 tahun far, dan tiga bulan lagi akan 17 tahun. Aku harap kamu bisa menerima keputusanku ini. Bukan maksudku untuk meninggalkanmu dengan begitu saja. Tapi aku mohon mengertilah dan terima keputusanku ini. Berfikir positif dan dewasa ya. Karna umurmu semakin bertambah tapi jika pikiranmu tidak dewasa sama saja. Menangislah jika kamu ingin menangis. Menangislah jika itu membuatmu tenang. Tapi ingat, kamu hanya boleh menangisi itu jika apa yang kamu tangisi memang pantas untuk ditangisi. Paham kan!“Katamu pada suatu senja di sebuah tempat yang tak terlalu indah tapi bisa membuat kita betah berlama-lama duduk tempat itu. Menikmati semriwing angin sore dan indahnya danau ini yang terletak di sudut kota tangerang ini. Di danau yang sebenarnya tak terlalu nyaman untuk bisa dibuat bersantai karena terik matahari sangat menyengat kulit dan jalanannya yang berdebu.

            Sebenarnya aku sudah bosan dengan danau ini. Kerap kali kau mengajakku kesini. Menikmati semilir angin sore yang menerpa wajah kita dan yang mengibaskan rambut panjangku. Menahan panasnya matahari yang membuatmu menyipitkan mata dan mengerutkan kening saat kamu bicara dan menatapku atau sekedar merenung. Namun suasana itu mampu membuat kita tenang kan! Buktinya kau tak hanya sekali mengajakku kesini, tapi berkali-kali.
Aku mengingat kebiasaanmu itu tiap kali kita kesini. Duduk melamun di pinggir danau dengan pandangan mata tertuju pada danau yang terkadang ada para pencari ikan mencari ikan.
Dan kali ini, kita kembali duduk melamun dan pikiran kita sama-sama jauh melayang tak menentu. Aku tak tau apa yang kamu pikirkan, yang jelas kamu hanya duduk bertopang dagu dan diam membisu terbius suasana senja sore itu. Tak berani aku mengusik ketenaganmu. Dan aku lebih memilih mengikutimu akhirnya, duduk diam membisu.

            Hingga akhirnya kau mengucapkan kata-kata itu padaku, kata-kata yang kau ucapkan ditengah perdebatan batinku antara rela dan tidak rela akan kepergianmu ke Jakarta. Kata-katamu itu menyelinap masuk dalam setiap memori otakku. Begitu hati-hati dan pelan kau ucapkan kata-kata itu padaku tapi terasa begitu cepat. Ingin rasanya aku memintamu untuk mengulangi perkataanmu tadi. Tapi apa daya, karna yang kulakukan hanya bisa diam dan mencerna kata-katamu tadi . Aku mendengar dan merasakan kata-kata yang tadi kau ucapkan penuh rasa.

an, kenapa harus pindah ke Jakarta? Kan disini masih ada orang tuamu, dan ada aku juga. “ ucapku memecahkan keheningan. Ingin rasanya aku berteriak agar ferdian tetap disini. Namun, berapa kali pun aku memohon tetap saja tidak akan merubah keputusaan ferdian untuk tidak pergi ke jakarta.
“ J
akarta itu kan dekat dan kamu bisa pergi ke Jakarta kapan saja kamu mau. Nanti kalau kamu pergi ke Jakarta aku akan menemanimu jalan-jalan, keliling cari buku. Walaupun aku disana dan kamu disini aku tetap akan menemani kamu di sela-sela ativitasku nanti. Meski lewat pesan singkat atau telefon. “

Kata-kata
ferdian semakin membiusku dalam kegelisahan hingga aku tak bisa berkata apa-apa lagi. Kamu akan pergi, meningggalkan aku dan kota kecil ini. Kamu juga meninggalkan banyak kenangan dalam sejarah cintaku ini. Cinta kita akan terpisahkan oleh jarak beratus-ratus kilometer jauhnya.

“ Tapi
an, itu tidak akan bisa mengobati perasaanku. Saat aku rindu sama kamu itu tetap tidak akan bisa jadi obatnya. Kamu jangan pergi, disini saja! “ pintaku sedikit merayu pada ferdian.
“ Tidak ada dua tahun, kamu akan lulus SMA. Seperti yang sering kau ceritakan padaku tentang mimpimu. Kamu masih ingin kuliah di
jakarta kan? Kamu semangat, aku menantimu di Jakarta nanti “

an, semuanya pasti akan berubah. Aku akan kesepian nanti. Gak ada lagi yang nemenin aku WIFIan di taman, lama di toko buku cari buku yang asyik dibaca, jalan-jalan gak jelas kalau aku lagi suntuk di rumah. Sepi an nanti, sepi! Aku disini sendiri dan kamu disana. Aku gak tau kamu disana ngapain dan sama siapa. Aku benci keputusanmu han, BENCI! “ ucapku dengan nada berontak disertai derai airmata yang membasahi pipiku. Aku tak peduli dengan puluhan pasang mata yang tengah memandangiku. Yang kurasakan sekarang hanyalah marah, kesal dan aku berada pada keadaan yang sangat asing.

            Aku berdiri dari dudukku, dan pergi melangkahkan kakiku meninggalkan pinggir bendungan itu menuju motor satria f150 putih yang diparkir tak jauh dari tempatku duduk, motor yang selama ini setia menemani aku dan ferdian menyusuri setiap sudut kota kecil ini. Merangkai kisah yang sekarang terbingkai indah dalam kenangan masa lalu.
ferdian juga beranjak pergi meninggalkan pinggir danau itu dan berlari kecil untuk mengikuti langkahku. Tanpa kata-kata ferdian segera mengemudikan motornya mengajakku pergi meninggalkan danau. Walaupun masih banyak pasang mata yang memandang kami dengan tatapan keheranan aku tetap tak peduli.
Aku hanya ingin segera pulang dan mengunci diriku dalam kamar. Membenamkan wajahku yang penuh airmata dengan bantal. Karna itu yang bisa membuatku tenang, setidaknya untuk saat ini. Pikirku.

“ Antarkan aku pulang! “ kataku dalam perjalanan pulang.Perjalanan yang kulalui terasa lebih lama dari biasanya. Awan berganti warna dan matahari semakin tenggelam dalam peraduannya. Berganti dengan cahaya rembulan di pertengahan bulan Juli ini.

“ Temani aku dulu sebelum aku mengantarmu pulang. “ Jawab
ferdian

“ Aku ingin cepat pulang. Titik. “ Dan airmataku turun kian derasnya karena tak rela
ferdian pergi ke Jakarta. Atau mungkin hatiku rela tapi masih belum siap. Karena ini terlalu mendadak. Sebenarnya ada apa dengan ferdian. Berbagai perasaan dan pertanyaan berkecamuk dalam benakku.

Aku tahu jika ferdian tidak akan meninggalkan aku sepenuhnya. Hati kita akan tetap dekat, walaupun raga kita akan jauh jaraknya. Tapi aku merasa tetap akan ada yang hilang dalam hidupku nantinya.

            Beberapa menit kemudian, ferdian mengajakku berhenti di sebuah tempat. Tempat itu adalah wisata malam yang sedang digelar di halaman terminal lama kotaku. ferdian berhenti dan memakirkan motornya di parkiran sendangkan aku menunggu dia di pintu masuk pasar malam. Selesai memarkir motornya dia menghampiriku lalu menggandeng tanganku masuk ke pasar malam. Kita berjalan-jalan melewati penjajak pernak-pernik wanita, baju-baju, peralatan rumah tangga, permainan anak bakul gorengan, dll.
“ Kamu tunggu disini sebentar ya! “ ucap ferdian dan melepas gandengan tangannya yang membuatku tersentak dari dunia lamunanku. Belum sempat aku menjawab tapi ferdian sudah ngeloyor pergi begitu saja.

            Kupandangi sekelilingku, indah sekali. Berjejer wahana bermain anak-anak, dengan disoroti bohlam lampu aneka warna yang akan membuat pengunjung tertarik untuk menaikinya. Gelak tawa dari gerombolan remaja putri yang kuprediksi masih usia SMP menggema dalam telingaku. Rengekan balita ketika memaksa ibunya agar bisa menaiki komedi putar membuatku tersenyum sendiri. Anak kecil itu mengingatkanku pada tangisku tadi. Anak itu memang sama menangisnya sepertiku. Tapi dia menangis pada ibunya yang sudah pasti ibunya akan menuruti keinginan anak itu lalu anak itu bisa naik komedi putar. Tangis yang nyelengking suaranya itu akan berganti dengan tawa mengembang nantinya.
Ya, anak itu tlah mengingatkan pada tangisku tadi. Tangis anak itu begitu polos, karena dia belum merasakan ketika perjalanan hidup dihadang dalam sebuah permasalahan. Dihadapkan dalam sebuah kenyataan dan pilihan. Tapi aku adalah gadis yang sudah tumbuh berkembang dalam masa remaja dan sebentar lagi umurku beranjak 17 tahun yang dimana umur itu menjadi sebuah peralihan dari kanak-kanak menjadi dewasa. Tapi apa aku sanggup? Apa aku siap?
Permasalahan asmara kerap kali mengguncang emosiku yang labil ini. Tapi menurutku itu hal yang wajar. Karena seseorang yang spesial menurutku itu bukan hanya sebagai seorang kekasih, tapi kekasih bisa jadi penyemangat dan motivator bagiku ketika orang tua sibuk dengan urusannya.
Memang asmara lebih sering memberikan badai daripada pelangi. Tapi tak bisa dipungkiri jika aku belajar menjadi dewasa karna dunia asmara. Dan dari dunia itu aku belajar mengendalikan emosi dan perasaan. Terlebih saat aku bersama ferdian. Renungku dalam hati.

“ Maaf menunggu lama, ayo naik bianglala. Ini tiketnya. “ ucap
ferdian sembari menggandeng tanganku lagi.

            ferdian mengajakku menaiki wahana yang tinggi itu. Operator wahana bianglala membukakan pintu bianglala yang bernomer sembilan dan tepat berwarna merah pula. Warna kesukaan ferdian. Walaupun ruang dalam keranjang bianglala hanya berukuran satu meter kali satu meter namun cukup membuat kami leluasa bergerak. Aku dan ferdian duduk berhadapan. Sampai di titik paling tinggi belum ada pembicaraan diantara kami. Karna aku dan ferdian sibuk memandangi pasar malam ini dari bianglala yang tengah berputar pelan. Sinar lampu bohlam yang beraneka warna memberikan kesan eksotis dan romantis. Gaungan lagu yang diputar oleh pihak operator bianglala menambah ramai suasana. Ada juga teriakan penjajak perau ethek sekaligus suara perau ethek yang digerakkan yang makin jarang kutemui, suara mesin arum manis yang terus berputar. Suara wahana tongedan yang memacu adrenalin penonton dan suara rumah hantu yang memang dibuat-buat tapi tetap saja membuat orang yang mendengarnya merasa merinding, sengaja mendengar atau tidak akan sama saja. Serta tercium pula bau kemenyan yang dibakar dari rumah hantu itu.
Suasana ini membuatku tenang dan aku sedikit terhibur. Walaupun dinginnya angin malam mulai merasuk dalam tulangku.

“ Kok diam aja sih, ini es cream. Dimakan ya! Tenang aja, tadi aku juga udah bayar tiga kali harga tiket agar kita bisa lama-lama berputar menikmati malam ini dan melamun disini. “ kata ferdian sambil membuka bungkus es cream cornetto lalu menyerahkannya padaku.

“ Terimakasih, “ jawabku singkat. Karna aku memang sedang malas untuk berbicara dengannya saat ini.
ferdian membiarkanku melumat habis es cream itu. Dan dia kembali pada posisi awal. Melamun. Memandangi wisata malam kotaku dengan pikiran yang jauh melayang dalam angan.

Usai es crem yang kulumat habis
ferdian kembali mengajakku berbicara “ far, aku tetap akan berangkat ke jakarta. Jam sebelas malam aku akan berangkat, naik trevel yang sudah kupesan tiga hari lalu. Dan itu berarti empat jam lagi. Ada waktu 3 jam buat kita untuk menghabiskan malam ini bersama. Kamu mau apa? Mau kemana? Akan kutemani. “
Aku tersentak dengan ucapan
ferdian, aku tak menyangka lagi jika ferdian akan pergi sekarang, empat jam lagi dan malam ini. Ini telalu mendadak dan tiba-tiba bagiku. Aku sungguh tak siap dengan keputusan ferdian.

far, kok diam sih. Jawab dong! “

an, aku gak tau harus ngomong apa lagi. Dan percuma saja aku menjelasakan panjang lebar lalu merengek rengek hingga akhirnya nangis. Karna tetap saja kamu akan pergi. Aku ingin cepat pulang dan membiarkan kamu pergi. Karna jika aku masih terus bersamamu maka akan semakin banyak kenangan yang akan terkenang dalam memori otakku. Dan itu malah akan membuat hatiku semakin sakit. “ kataku

“ Dari dulu kan aku sudah pernah cerita sama kamu, jika aku ingin pergi ke J
akarta. Hidup mandiri disana. Aku ingin kuliah dan nyambi kerja disana. Dan sekarang waktunya. Sebelum aku mendaftar kuliah disana aku ingin cari kerja dulu. Kamu tau kan, biaya hidup di Jakarta tidak murah. Dan kuliah pun perlu banyak dana untuk beli dan bayar semua tetek bengeknya. “ jelas ferdian

“ Aku gak ingin kamu pergi secepat ini. Satu setengah tahun lalu semenjak kamu janji bakal ada buat aku dan terus menjaga serta menyayangiku, hidupku terasa lebih utuh. Kamu bukan hanya kekasih. Melainkan kakak, kawan dan sahabat. Aku tlah menganggapmu lebih dari sekedar seorang kekasih
an. Kamu baik sama aku, bahkan terlalu baik. “, kataku.
Setetes airmata mulai turun membasahi pipiku. Otakku berputar kembali ke masa lalu. Masa saat aku dan
ferdian pertama bertemu, berkenalan, dan menghabiskan waktu. Umurku dan umur ferdian terpaut tiga tahun empat bulan. ferdian itu sosok yang mampu membuatku mengerti artinya perjalanan hidup yang sejatinya hanya numpang minum. Aku menyukai ferdian dari segala hal. Tentang kecintaanya pada dunia olahraga, kecintaan dia pada Tuhan semesta alam, kecintaan dia pada orang tuanya, kecintaan dia pada dunia sekolahnya, dan cinta dia buat aku tentunya.

“ Ingat far, bukan jarak yang jadi masalah untuk tetap bisa bersama. Tapi rasa ego yang gak bisa dikendalikan yang akan jadi masalah, “ jawab ferdian dengan pelan.
Aku mengerti maksud
ferdian. Ego. Ya, karna aku termasuk seseorang yang belum bisa berpikir dewasa. Walaupun ferdian terus membimbingku dalam setiap permasalahan yang aku hadapi tetap saja untuk jadi dewasa itu butuh proses. Dan aku ingin dewasa dalam arti sesungguhnya. Sikap, pikiran dan perkataan! Bukan dewasa kebanyakan remaja sekarang yang lebih terlihat dewasa dari segi penampilan berpakaian dan sikap yang menyimpang.

“ Maaf
an kalau aku cengeng dan gak bisa mengerti keadaan. Aku selalu menuntut kamu selalu ada buat aku. Padahal kamu punya masa depan yang harus kamu raih. “

“ Awalnya orang tuaku juga sepertimu, gak rela kalau aku pergi. Aku pengen jadi diri aku sendiri. Hidup madiri dan tidak bergantung pada orang tua. Walaupun sebenarnya apa yang dimiliki orang tuaku lebih dari cukup untuk membiayai kuliahku. Aku ingin mencoba hal yang baru. Karena belum tentu apa yang dimiliki oleh orang tuaku bisa aku kelola dengan baik nanti. “

“ Ya
an, aku paham walau sebenarnya aku masih gak ikhlas kamu pergi nanti karna ini terlalu mendadak. Kamu disana jangan main mata ya! Bolehnya main otak! Biar pinter dan cepet pulang. Hehe “ godaku dalam tangisan ini.

“ Aku janji bakal sungguh-sungguh disana. Jangan lupa buat kamu, bangun di dua pertiga malam. Selipkan doa untukku dalam sujudmu! Di Jakarta nanti aku bakal belikan kamu buku-buku yang kamu cari, kalo di disini gak ada di Jakarta pasti ada. Ntar aku paketkan kesini, dan tiap malam minggu buku-buku itu yang jadi pengganti aku. Buku itu yang nemenin kamu selama aku gak bisa ngajak kamu jalan-jalan lagi seperti sebelumnya. Biar kamu juga gak kluyuran tapi di rumah belajar. Kamu yang sabar dan semangat sekolah pokoknya“ Ucapan ferdian seperti angin sore yang membuatku nyaman untuk terus merasakannya. Semriwing. Seperti itulah ferdian, setiap perkatannya mampu membuatku jadi lebih baik lagi. Karna dia terus menasihatiku dengan caranya, dengan hati dan cinta.

“ Iya aku janji, kalaupun aku tidak bangun pasti kamu ngobrak’i aku lewat telfon! Ya kan, “
“ Ya sudah, kamu jangan sedih lagi ya, habis ini aku antar kamu pulang sekalian aku pamit sama orang tuamu “

            Pembicaraan dari hati itu terakhiri sudah tepat ketika operator bianglala membukakan pintu bianglala yang kami gunakan. ferdian menggandengku keluar menuju parkiran motor. Dan sepanjang perjalanan pulang airmata ini sudah tergantikan dengan senyum yang sesekali mengembang dalam bibirku. Karna aku sudah bertekad dalam diri aku, akan menjadi diri aku sendiri. Menjadi sesorang yang dapat dipercaya untuk bisa terus dicinta. Kepergianmu nanti akan menjadi penyemangat buatku untuk bisa menyusulmu di Jakarta. Karna aku juga ingin merajut mimpiku untuk bisa belajar di Jakarta.
Dan angin malam semakin menusuk kulitku ketika kami melewati hamparan pepohonan sepanjang jalan menuju rumahku. Suasana yang sangat indah sekali. Rembulan yang bulat ini begitu pedenya menerangi malam ini. Diatas kami, bintang bertebaran seperti permaisuri. Permaisuri bulan tentunya. Dan dia, semakin pede juga menggenggam tanganku. Aku membiarkan ferdian mengenggam tanganku karna aku pasti merindukan genggaman ferdian yang akan terjadi entah kapan lagi …

2.      Pantun
*      Pantun Anak
Elok rupanya bunga hiasan,
dibawa lari anak biri-biri.
Sangat bersedih hati tuan,
melihat dia si anak tiri.

*      Pantun Orang Tua
Kayu bakar dibuat arang,
arang dibakar memanaskan diri.
Jangan mudah menyalahkan orang,
cermin muka lihat sendiri.


*      Pantun Teka-teki
Burung dara burung gereja,
terbang ke sisi taman kota.
Cobalah terka wahai sodara,
hewan yang terdiri huruf i saja? (i.... kan..)

*      Pantun Remaja
Kalau ada sumur dilarang,
bolehkan kita menumpang mandi.
Kalau ada umur panjang,
bolehkah kita berjumpa lagi.

*      Pantun Jenaka
Buat apa beli pensil,
kalau tidak bisa berguna.
Buat apa membeli mobil,
jika rumah saja masih sewa.

3.      Cerita Ulang Jenaka
“ ULANG TAHUN MAMAH ”

Malam itu, Si Mamah dan Si Papah habis dari restoran ternama yang ada di Jakarta. Rupanya Si Papah habis neraktir makan malam Si Mamah yang kebetulan pada hari itu Si Mamah ulang tahun yang ke-32. Si Mamah yang sudah makan makanan favoritnya denga puas tampak begitu kenyang. Namun, karena Si Mamah sangat doyan makan makanan pedas akhirnya Si Mamah merasakan ada yang tidak beres dengan perutnya.

Si Mamah yang pada saat itu sedang dalam perjalanan pulang bersama Si Papah dengan mobil sedan-nya yang mewah merasa sangat tidak nyaman ingin segera sampai rumah. Namun, berhubung gengsi Si Mamah tak berani membicarakan masalah perutnya yang tidak beres.

“Pah, cepet dong bawa mobilnya!” Pinta Si Mamah.
“Kenapa sih, Mah? Udah gak sabar ya pengen tahu hadiah dari Papah?” Tanya Si Papah.
“Iya nih, Mamah udah gak sabar pengen cepet tahu hadiah dari Papah. Apaan sih hadiahnya?” Ngeles.
“Ah, nanti juga tahu!” Kata Si Papah.

Sampainya di rumah mereka segera masuk ke rumah, namun Si Mamah merasa heran karena pintu rumah ternyata tidak dikunci.

“Loh, Pah, kok pintu rumah gak dikunci ya?” Tanya Si Mamah.
“Ah, gak bakal ada apa-apa kok Mah, rumah kita aman.” Jawab Si Papah.
“Mendingan kita segera ke kamar aja, hadiah dari Papah sudah menunggu di kamar.” Tambah Si Papah.

Ketika sampai di kamar dan kamar dalam keadaan gelap, perut Si Mamah semakin terasa mules dan ingin kentut. Karena gengsi, Si Mamah mencari-cari alasan supaya tidak kentut di hadapan Si Papah.

“Pah, kok gelap kamarnya? Mamah nyalain ya lampunya!”
“Eh, jangan Mah! Jangan dulu! Ini sengaja supaya Mamah bisa terkejut sama hadiah dari Papah.”
“Mm, ya udah Pah. Tapi, ambilin Mamah minum dong di dapur, Mamah haus nih!”

Ketika Si Papah ke dapur, dengan leganya Si Mamah melepas kentut. “Bruuuutttt…!!” Si Papah sudah kembali membawa air minum, namun Si Mamah merasa ingin kentut lagi.

“Pah, sebelum Papah ngasih tahu hadiahnya, tolong ambilin handuk kecil dong dikursi ruang tengah, Mamah keringetan!”
“Dengan senang hati, Mah!”

Untuk yang kedua kalinya Si Mamah kentut. “Bruuuutttt….!!”

Si Papah kembali dengan membawa handuk. Namun, Si Mamah merasa mules lagi.

“Oh ya, Pah. HP Mamah ketinggalan dimobil, tolong ambilin dong!”

Untuk yang ketiga kalinya Si Mamah kentut dan benar-benar Si Mamah merasa lega. “Bruuuutttt….!!” Si Papah kembali dengan membawa Hanphone, Si Mamah ingin segera tahu hadiah apa yang ingin Si Papah berikan.

“Pah, hadiahnya apa sih?” Tanya Si Mamah.
“Mamah akan tahu setelah Papah nyalakan lampu.” Jawab Si Papah.
“Cepetan dong Pah nyalain lampunya, Mamah ingin segera tahu!”

Ketika Si Papah menyalakan lampu tiba-tiba ada
teriakan. “Kejutaaaann….!!” Ternyata mertua dari Si Mamah dan sanak saudaranya ada di sana.

“Loh, Mamah, Papah, Kakak Ipar, Adik Ipar, Ponakan, sejak kapan kalian ada di sini?” Tanya Si Mamah, heran.
“Sejak kamu kentut yang pertama.” Jawab mereka.


Geen opmerkings nie: