27 April 2013

sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan pada masa " Daulah Abasiyah"



A.  Sejarah Daulah Abbasiyah

Perkembangan ilmu tarikh dalam islam tidak dapat dipisahkan dari perkembangan budaya islam secara umum. Puncak perkembangan budaya dan peradaban islam terjadi pada abad ke-9 M pada masa kekhalifahan Daulah Abbasiyah.
Perkembangan tarikh islam dimulai dengan penulisan hadis Nabi Muhammad SAW., biografi dan peristiwa tertentu yang terjadi pada akhir abad ke-1 dan awal abad ke-2 hijriah. Pada waktu itu wilayah kekuasaan islam sudah meluas sampai ke Afrika dan Eropa. Oleh karena itu, masa tersebut dikenal sebagai masa awal penulisan tarikh islam.
Menurut Sayyid Husein Nasr, seorang sejarawan kontemporer, terdapat tiga aliran dalam perkembangan ilmu tarikh hingga abad ke-3 H. Tiga aliran tersebut adalah sebagai berikut:

1.  Aliran Yaman
2.  Aliran Madinah
3.  Aliran Irak


B.  Sejarah Keluarga Daulah Abbasiyah

Kekhalifahan daulah abbasiyah didirikan oleh Abu Abbas as-Saffah bin Muhammad bin abdullah bin Abbas. Ia merupakan generasi kelima dari Abbas bin Abdul Mutalib atau paman Nabi Muhammad SAW. Daulah Abbasiyah merasa berkewajiban meluruskan penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh Bani Umayyah. Untuk mencapai tujuan itu, daulah abbasiyah bergabung dengan golongan syiah (pendukung Ali bin Abi Talib) serta orng-orang persia yang mengalami nasib tertindas pada masa pemerintahan Bani umayyah.
                                                     

C.  Awal Berdirinya Kekhalifahan Daulah Abbasiyah

Munculnya Daulah Abbasiyah sebagai pemegang kekeuasaan tidak terlepas dari segala permasalahan yang terjadi pada waktu itu. Hak istimewa yang didapatkan oleh penduduk suriah dianggap telah menyimpang dari ajaran islam. Islam mengajarkan bahwa kedudukan manusia adalah sama dan sejajar. Hal itu memunculkan rasa ketidakpuasan di kalangan umat islam lainnya.
Selama 30 tahun terakhir masa pemerintahanbani umayyah, daulah abbasiyah berusaha mencari dukungan dari umat islam terutama di khurasan, daerah basis mereka. Mereka mengatasnamakan diri sebagai keluarga nabi dari bani hasyim untuk mendapatkan dukungan itu. Para pendukung mereka datang dari kelompok syiah dan kaum mawali.

D.   Masa Berdirinya Daulah Abbasiyah

Pemerintahan Daulah Abbasiyah dimulai oleh pendirinya, Abu Abbas as-Saffah. Ia hanya memerintah selama 4 tahun, yaitu antara tahun 750-754 M. Selama masa pemerintahan Daulah Abbasiyah, pola pemerintahan yang diterapkan berbeda-beda sesuai dengan perubahan politik, sosial, dan budaya. Berdasarkan perubahan pola pemerintahan itu, para sejarawan membagi masa pemerintahan Daulah Abbasiyah menjadi lima periode:

1.  Periode pertama (750-847 M)
2.  Periode kedua (847-945 M)
3.  Periode ketiga (945-1055 M)
4.  Periode keempat (1055-1194 M)
5.  Periode kelima (1195-1258 M)


E.   Masa Kemunduran Daulah Abbasiyah

Dalam periode kelima, kekuasaan kembali dipegang oleh khalifah di baglad. Akan tetapi, kekuasaannya pada waktu itu hanya terbatas di irak. Hal itu menunjukkan bahwa kekuatan Daulah Abbasiyah pada waktu itu sudah sangat lemah. Beberapa hal yang menyebabkan mundur serta lemahnya kekuatan Daulah Abbasiyah pada waktu itu adalah sebagai berikut:

1.  Persaingan  Antarbangsa
2.  Kemerosotan Ekonomi
3.  Konflik Keagamaan
4.  Ancaman Dari Luar


F.   Kemajuan Ilmu Pengetahuan

1.      Asimilasi Bangsa Arab dengan Bangsa Non-Arab
Bangsa-bangsa non-Arab memberikan sumbangan yang penting, diantaranya:

a.  Bangsa persia dalam bidang ilmu fisafat dan sastra
b.  Bangsa india dalam bidang kedokteran, matematika, dan astronomi
c.   Bangsa yunani dalam bidang filsafat


2.      Gerakan Penerjemah
Gerakan penerjemah ini terjadi dalam tiga periode:
  •  Periode pertama berlangsung pada masa pemerintahan al-mansur sampai dengan harun ar-Rasyid. Pada periode ini banyak diterjemahkan buku-buku dalam bidang astronomi dan mantiq.
  •  Periode kedua berlangsung pada masa pemerintahan al-Ma’mun sampai dengan tahun 300 H. Pada periode ini banyak diterjemahkan buku-buku dalam bidang filsafat dan kedokteran.
  • Periode ketiga berlangsung setelah tahun 300 H. Pada waktu itu, kegiatan penerjemah bisa di segala bidang.
  • Berdasarkan bidang ilmunya, ilmu yang berkembang pada masa itu dibagi menjadi dua bidang, yaitu ilmu pengetahuan agama dan ilmu pengetahuan umum. Perkembangan dua bidang ilmu itu adalah sebagai berikut:

v   ILMU PENGETAHUAN AGAMA

1.  Metode Tafsir bil-Ma'
Metode tafsir ini menafsirkan Al-Qur’an berdasarkan penafsirannya yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW., dan para sahabatnya yang termuat dalam hadis.

2.  Metode Tafsir bir-ra’yi
Metode tafsir ini disebut juga metode rasional. Penafsirannya sangat
dipengaruhi oleh pendapat dan pikiran serta perkembangan dalam filsafat dan ilmu pengetahuan.

                    
v   ILMU PENGETAHUAN UMUM
   1.   Kedokteran
Ilmu kedokteran dalam islam disebut At-Tibb. Sarjana-sarjana ilmu kedokteran muslim, antara lain:
·                     Ar-Razi
·                     Ibnu Sina
·                     Ibnu Rusyd

  2.  Matematika/Geometri
     Sarjana-sarjana ilmu geometri, antara lain:
             ·        Al-Khawarizmi
                       ·         Jamsyid Giatsuddin Al-Kasyi
                       ·         Sabit bin Qurrah Al-Hirany
                       ·         Ibnu Haitsam

  3.  Biologi
     Sarjana-sarjana ilmu biologi, antara lain:
                       ·         A-Simay
                       ·         Ibnul Awwam
                       ·         Al-Jahiz

  4.  Sejarah/Sosiologi
     Sarjana-sarjana ilmu sejarah, antara lain:
                       ·         Abu Abdillah Al-Qazwaini
                       ·         Abu Ar-Raihan Al-Bairuni

  5.  Ilmu Tafsir
     Sarjana-sarjana ilmu tafsir, antara lain:
                      ·         Ibnu Jarir t-Thaban
                      ·         Ibnu Atiyah Al-Andalusy
                      ·         Muhammad Bin Ishaq
                      ·         Az-Zamakhsyan
                      ·         Al-Qusyairi
                      ·         As-Suda

  6.  Ilmu Hadis
     Sarjana-sarjana ilmu hadis, antara lain:
                      ·         Imam Al-Bukhari
                      ·         Imam Muslim
                      ·         Imam Ibnu Majah
                      ·         Imam Abu Dawud
                      ·         Imam At-Tirmizi
                      ·         Imam An-Nasa’i